LAPORAN PANDANGAN MATA PESTA ANAK FORADOKSI-BIP

LAPORAN PANDANGAN MATA PESTA ANAK FORADOKSI-BIP

Sejalan dengan visi Indonesia Jaya dari Yayasan Anand Ashram (afiliasi resmi PBB) yang dibangun dan didirikan oleh Bapak Anand Krishna, maka ForADokSi-BIP sebagai salah satu bagian dari keluarga besar Yayasan Anand Ashram menyelenggarakan berbagai program sebagai upaya mewujudkan visi ForADokSI-BIP Masyarakat Indonesia yang sehat secara holistik baik pikiran, jiwa, maupun raga’. Salah satu program yang telah diselenggarakan adalah Pesta Anak.
Pesta anak dilakukan sebulan sekali dengan durasi 45 menit – 1 jam. Program ini telah berlangsung dua kali yakni tanggal 9 Maret 2008 dan 6 April 2008. Program ini berlangsung selama satu jam yakni pukul 06.30 – 07.30 WIB.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu anak-anak oleh kelompok musik Anand Ashram untuk mengajak anak berkumpul. Lagu ini diselingi dengan speech dan announce dari Ibu Dewi Juniarti, Psikolog mengenai ForADokSI-BIP bekerjasama dengan NIM. Ibu Dewi juga menyampaikan latar belakang berdirinya ForADokSI-BIP serta kegiatan-kegiatannya dan apa saja yang akan dilakukan dalam pesta anak seperti yoga, panggung boneka, bernyanyi, menari, dan bermain bersama. Fungsi dan manfaat dari pesta anak tidak lupa disampaikan Ibu Dewi dalam pesan-pesannya. Di luar dugaan, ternyata animo dan antusiasme anak-anak sangat tinggi yang terlihat dari padatnya ruang terpal yang telah disediakan serta anak-anak dan orang tua yang berdiri di sekitar terpal dan panggung boneka. Dari hasil pantauan jumlah anak yang terlibat aktif berjumlah lebih dari 300 orang. Selain itu anak beserta orang tua yang berdiri di sekeliling berjumlah lebih dari 700 orang sehingga totalnya mencapai kurang lebih seribu orang dan kami optimis jumlah ini akan semakin bertambah .

Acara dilanjutkan oleh Ibu Made dengan mengajak anak-anak untuk duduk hening. Kembali kita mendapat kejutan dimana anak-anak yang biasanya sangat susah untuk diminta duduk diam apalagi sambil menutup mata, tapi dalam pesta anak justru anak-anak begitu patuh dan bisa untuk duduk hening selama beberapa waktu. Setelah selesai, Ibu Made mengajak anak-anak untuk melakukan gerakan Yoga dan menyampaikan fungsi gerakan ini kepada para orang tua anak agar dapat tetap diulangi di rumah. Anak-anak pun mengikuti Yoga dengan penuh ceria dan kegembiraan. Mereka tertawa riuh dan bertepuk tangan setiap selesai melakukan satu gerakan. Mulai dari pemanasan dengan menundukkan dan mendongakkan kepala, gerakan kupu-kupu, fenning yang bisa mencegah ngompol, jogging, gerakan gunung, gerakan bambu, sampe gerakan pohon secara bersaman.

Selesai Yoga, anak-anak diberikan nilai budi pekerti melalui panggung boneka. Nilai yang diberikan dalam dua kali Pesta Anak adalah kerjasama dan rendah hati. Panggung boneka dimainkan oleh boneka wayang ‘cepot’ sebagai peran sentral. Nilai kerjasama diberikan melalui kisah membersihkan kelas secara bersama. Anak-anak juga diajarkan pentingnya membersihkan lingkungan dan bagaimana kerjasama akan membantu mereka untuk lebih cepat mencapai tujuan. Selain itu, anak-anak diberikan pengetahuan mengenai sampah organik dan non organik. Untuk melihat sejauh mana anak-anak sudah memahami nilai yang diberikan, mereka diberikan permainan mengumpulkan sampah secara berkelompok. Satu kelompok mencari sampah organik saja dan kelompok lain sampah non organik. Ternyata anak-anak memahami dengan cepat mana sampah organik dan non organik. Hal ini terlihat dari jawaban anak-anak yang dapat memberi definisi sampah non organik saat fasilitator memberi kuis dan memberi jawaban sangat tepat yakni “sampah yang tidak hancur” jawab salah seorang anak. Mereka juga dapat menyebut nilai budi pekerti yang diberikan dengan baik seperti ketika mereka ditanyakan “ Hari ini kita belajar apa adik-adik ?” ujar fasilitator dan dibalas dengan serempak oleh anak-anak “bekerjasama dengan gembira dan ceria !!!”. Demikian pula ketika anak diajak bernyanyi Indonesia siapa yang punya, mereka dapat menyanyikan dengan baik dan mengulang kata “ Indonesia siapa yang punya..Indonesia siapa yang punya...Indonesia siapa yang punya...yang punya kita semua...”. Pada bulan berikutnya nilai yang diberikan adalah rendah hati yang dimainkan oleh tokoh cepot, hanoman , dan semar. Nilai ini juga dikaitkan dengan pancasila agar anak-anak mulai mengenal nilai pancasila secara benar bukan hanya sekedar doktrin. “Rendah hati sesuai dengan sila ke berapa anak-anak?” tanya Semar yang diperankan oleh Bapak Marhento pada saat panggung boneka untuk memastikan apakah mereka memahami nilai yang disampaikan, dengan serempak anak-anak menjawab “sila kedua yang gambarnya rantai”. Nampaknya anak-anak memahami dengan baik nilai yang tengah diberikan kepada mereka hari itu.

Acara dikahiri dengan umpan balik dan review dari Ibu Made. Anak-anak kembali diajak menari dan bernyanyi lagu dengan tema kebangsaan dan persatuan. Acara pun berakhir dengan kegembiraan di wajah anak-anak. Tanpa diminta, anak-anak mendatangi para fasilitator yang notabene adalah orang asing bagi mereka. Akan tetapi, dengan berani mereka menyalami dan mencium tangan fasilitator yang dibalas dengan pelukan hangat dari kakak-kakak fasilitator.

Melalui pemberian pesta anak ini, diharapkan dapat menjadi satu upaya untuk menciptakan masyarakat yang sehat secara holistik dimulai sejak usia dini yakni 2 – 12 tahun. Usia ini disebut sebagai masa emas karena pada usia ini anak mengalami masa pembentukan organ-organ yang penting seperti sel syaraf dan otak. Pada masa ini pula anak akan membangun nilai dalam dirinya yang disebut sebagai superego untuk megarahkan kehidupannya di masa dewasa. Untuk itu, dalam pesta anak diberikan yoga dan menari untuk membantu perkembangan syaraf baik motorik kasar maupun halus termasuk pembentukan sel-sel otak. Anak-anak juga diberikan nilai-nilai budi pekerti dan pengenalan budaya melalui panggung boneka dengan tokoh pewayangan dan lagu-lagu kebangsaan sehingga dapat tumbuh sebagai manusia dewasa yang berbudi pekerti luhur dan memiliki jati diri yang kuat. Proses belajar yang dilakukan dalam pesta anak dikemas dalam bentuk permainan sehinga anak-anak merasa gembira. Kegembiraan inilah pintu yang sangat efektif dalam membantu anak untuk menginternalisasikan nilai yang sedang diajarkan sebagai upaya untuk membentuk manusia yang sehat secara holistik.

Indonesia Jaya !!